Selasa, 11 Juni 2013

Stress



Pengertian Stress
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
Sedangkan berdasarkan definisi kerja stress, stress dapat diartikan sebagai:
  • Suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individual dan atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntunan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang. 
  • Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar ( lingkungan ) situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada seseorang.
Menurut Mason (1971 ) membantah konsep yang mengatakan bahwa stress hanyalah merupakan badaniah saja. Ditunjukkkannya bahwa daya adaptasi seseoarang itu tergantung pada faktor-faktor kejiwaan atau psikologiknya yang menyertai stresor. Stres bukanlah konsep faal saja, lebih banyak dilihat sebagai konsep perilaku, setiap reaksi organisme terhadap stresor memungkinkan sekali terlebih dahulu dimulai oleh kelainan perilaku dan kemudian mungkin baru terjadi akibat faal, kemudian Mason (1976 ) menunjukkan bahwa terdapat pola hormonal yang berbeda terhadap stresor fisik yang berbeda.
Pada penelitain Wolf dan Goodel ( 1968 ) bahwa individu-individu yang mengalami kesukaran dengan suatu sistem organ, cenderung akan bereaksi etrhadap stresor dengan gejala dan keluhan dalam sistem organ yang sama.Kondisi sosial, perasaan dan kemampuan untuk menanggulangi masalah, ternyata mempengaruhi juga aspek yang berbeda-beda dari reaksi terhadap stres.
Menurut Selye (Bell, 1996) stress diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction) terhadap adanya ancaman, yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis, seperti: meningkatnya denyut jantung, yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor dan akan mencapai tahap kehabisan tenaga (exhaustion) jika individu merasa tidak mampu untuk terus bertahan.
Lazarus (1984) menjelaskan bahwa stress juga dapat diartikan sebagai:
  • Stimulus, yaitu stress merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stress atau disebut juga dengan stressor. 
  • Respon, yaitu stress merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress. Respon yang muncul dapat secara psikologis, seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi dan mudah tersinggung.
·         Proses, yaitu stress digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stress melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
Jadi, stress dapat mempengaruhi fisik, psikis mental dan emosi. Tetapi, stress dapat mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif ataupun positit, tergantung bagaimana kuatnya individu tersebut menghadapi stress atau bagaimana individu tersebut mempersepsikan stress yang sedang dihadapinya.

1.1              Faktor Yang Menimbulkan Stress
a.             Kepribadian Ekstrovert dan Introver
Extrovert mendapatkan energi mental dari lingkungan diluar dirinya, sedangkan introvert mendapatkan energi dari dalam diri, saat melakukan aktivitas sendiri. Ibaratnya, extrovert seperti panel surya sedangkan introvert seperti baterai atau aki. Tiap kepribadian memiliki kelebihan sendiri sendiri. Extrovert suka bersosialisasi, karena ilmu sosialnya sering terasah, maka fotografi yang cocok adalah fotografi yang membutuhkan interaksi dengan orang-orang, seperti foto portrait atau wedding, yang membutuhkan interaksi yang banyak supaya bisa menghasilkan foto yang baik. Lalu kaum ekstrovert juga lebih suka berada dalam satu tim daripada kerja sendirian. Maka dari itu ekstrovert suka hunting ramai ramai daripada sendiri. Sebaliknya, kaum introvert lebih suka kerja sendiri atau hanya bersama satu-dua teman dekat saja. Bekerja dengan banyak orang, apalagi yang baru kenal bisa menguras energi kaum introvert. Meski menjadi seorang introvert sepertinya kurang bisa maju. Tapi seorang introvert juga memiliki kelebihan seperti memiliki sifat yang lebih tenang dan pengamatannya juga lebih rinci.
b.             Fleksibel dan Rigid
Kepribadian fleksibel adalah suatu kepribadian yang berubah karena dituntut keadaan tanpa harus merubah prinsip hidup anda. Seseorang yang memiliki kepribadian yang fleksible lebih mudah untuk beradaptasi di sebuah lingkungan baru yang ia tempati dan ia sangat mudah dalam bergaul dilingkungan sosial, sehingga jarang sekali orang yang fleksible mengalami stress. Sedangkan kepribadian rigid adalah kepribadian yang sukar berubah disebuah keadaan. Seseorang yang memiliki kepribadian rigid ini cenderung lebih tertutup dan sulit untuk bergaul atau bersosialisasi sehingga ia tidak banyak memiliki teman, dan kepribadian rigid ini cenderung untuk mengalami stress karena jarangnya bersosialisasi sehingga hal apapu disimpan sendiri.
c.              Over activity atau agresi
Kebanyakan seseorang mengalami stress dikarenakan terjadinya agresi dalam diri seseorang sehingga seseorang tersebut mengalami sulitnya pengontrolan emosi yang membuat sulitnya penanggulangan stress. Terkadang berawal dari stress seseorang dapat melakukan agresi terhadap orang lain dikarenakan ia menyukai hal agresi yang dilakukannya


Kecakapan
            Kecakapan adalah bagaimana seorang individu dalam cara ia menyelesaikan suatu masalah yang dapat menimbulkan stress. Dan bagaimana cara seseorang tersebut menanggulangi stress tersebut agar tidak timbul dan berkelanjutan.

Nilai dan Kebutuhan
            Sosialisasi, adaptasi, internalisasi adalah suatu nilai dan kebutuhan untuk tiap individu dalam menanggulangi stress. Jika seseorang tidak memiliki hal tersebut seseorang akan mudah terserang stress.

Reaksi Dalam Stress
·         Fligh : Seseorang memilih lari dari masalah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dikarenakan beberapa faktor seseorang lebih memilih untuk lari dari masalah daripada menghadapi masalah tersebut
·         Fight    : Seseorang tidak hanya diam dalam menghadapi masalah tersebut tetapi ia mencari cara bagaimana menyelesaikan masalah tersebut.

Teknik-teknik Penenangan Pikiran
a.        Meditasi
Meditasi atau disebut juga “duduk diam” adalah suatu aktivitas kontrol diri atas aspek jasmani dan rohani manusia dalam upayanya untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks umum, tujuan tersebut dapat berupa peningkatan kualitas dari salah satu aspek yang dikontrol atau bahkan keduanya. Banyak orang yang meyakinkan bahwa meditasi adalah suatu jalan yang ditempuh guna membangkitkan chi atau energi vital atau juga dikenal dengan tenaga dalam. Bangkitnya chi dapat dikatakan merupakan peningkatan kualitas jasmani. Namun tidak sedikit pula yang bermeditasi untuk peningkatan kualitas rohani, misalnya meditasi untuk mengungkap jati diri, pemurnian jiwa atau menuju kebijaksanaan. Lebih dari pada itu, alangkah baiknya apabila kedua manfaat tersebut dapat diupayakan tercapai dengan maksimal. Jasmani dan rohani sebagai dua aspek yang dikontrol dengan sendirinya menentukan bagaimana cara pelaksanaan meditasi. Pada umumnya kontrol jasmani dilakukan dengan pengendalian atas kondisi fisik tubuh. Kondisi fisik ini meliputi kesiapan fisik, pengaturan posisi, hingga pengaturan pernafasan. Sedangkan kontrol rohani lebih kepada pengendalian pikiran dan perasaan.
b.        Autogenik
Teknik ini memanfaatkan baik kesadaran tubuh dan citra visual untuk melepaskan ketegangan dan stres. Salah satu contoh relaksasi autogenik yang membayangkan diri Anda dalam lingkungan yang damai dan kemudian berfokus pada pengendalian pernapasan, denyut jantung, atau sensasi fisik lainnya.
c.         Neuromuscular
Teknik ini dengan cara merenggangkan otot-otot ditubuh untuk membuat kesan relax sehingga dapat menanggulangi stress. Hal tersebut dengan cara menggerakan badan, leher, ataupun bahu.

Pengalaman Stress Yang Dialami Oleh Penulis
·         Pengalaman Eustress (Stres Positif)
Pengalaman stress yang pernah saya alami adalah ketika pertama kali mengikuti Ujian Nasional SMA. Ketika saat itu adalah masa-masanya dimana saya mengalami stress yang sangat hebat dikarenakan ketakutan tidak lulus Ujian Nasional. Hampir setiap hari saya tidak berhenti belajar untuk menghadapi Ujian Nasional. Ketika beberapa hari menjelang Ujian Nasional adalah saat-saat yang sangat membuat stress, banyak cara yang saya lakukan untuk menanggulangi stress tersebut tetapi tidak terlalu berhasil. Hingga hari pengumuman kelulusan tiba saya dinyatakan lulus dengan nilai yang lumayan baik oleh pihak sekolah dan hal stress tersebut ternyata membuahkan hal manis untuk saya.
·         Pengalaman Disstress (Stres Negatif)
Pengalaman stress yang negatif yang pernah saya alami adalah ketika saya dihadapkan dengan masalah minimnya bersosialisasi. Disaat itu saya merasa sulit untuk dekat dengan seseorang yang baru saya kenal, sehingga saya dianggap sebagi seseorang yang sangat pendiam. Hal yang membuat saya sulit bergaul karena rasa tidak percaya diri yang timbul dalam diri saya yang membuat saya sulit untuk memiliki banyak teman. Hal tersebut sempat membuat saya stress sehingga saya tidak memiliki banyak teman dekat.



Referensi